Rabu, 04 November 2015

PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM di INDONESIA

 

Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena di mass media mungkin Anda sudah sering mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam terbesar di dunia.Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam. Mengenai kapan Islam masuk ke Indonesia dan siapa pembawanya terdapat beberapa teori yang mendukungnya.
Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islamdi Indonesia.
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat, teori Makkah dan teori Persia.Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara. Untuk mengetahui lebih jauh dari teori-teori tersebut, silahkan Anda simak uraian materi
berikut ini. 1.Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran
Islam di Indonesia.
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia –
Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang
bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard
H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya
pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai.
Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah
singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah
banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam dari India yang
menyebarkan ajaran Islam.
Demikianlah penjelasan tentang teori Gujarat. Silahkan Anda simak teori berikutnya.
2.Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lama
yaitu teori Gujarat.
Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah
mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan
berita Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh
mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan
Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal
dari Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli
yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik
Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang
berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
Dari penjelasan di atas, apakah Anda sudah memahami? Kalau sudah paham simak
teori berikutnya.
3.Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran).
Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam
Indonesia seperti:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein
cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran. Di
Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.
Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu
Al – Hallaj.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tandatanda
bunyi Harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama
salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein
Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai pemegang peranan dalam penyebaran
Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat (India).


Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berada di Sumatra. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh Sultan Malik Al Saleh dan mengalami kejayaan. Hal ini dibuktikan Kerajaan Samudera Pasai mampu memperluas wilayahnya dan menjalin hubungan perdagangan dengan Arab. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Malik aI Tahir, ada kunjungan Ibnu Battutah yang mengadakan perjalanan India-Cina (kembali tahun 1345). Peranan Kerajaan Samudera Pasai dalam persebaran agama Islam yaitu:
  • Menjadi pusat studi Islam di Asia sehingga banyak orang-orang asing yang menetap di Samudera Pasai.
  • Penyebaran agama Islam melalui perluasan pengaruh politik. Hal ini dibuktikan dengan berhasil merintis munculnya Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa.
Samudera Pasai menggunakan Selat Malaka sebagai jalur perdagangan laut yang menghubungkan daerah Pasai dengan Arab, India, dan Cina. Sebagai pusat perdagangan dan pelabuhan besar, Samudera Pasai memiliki fungsi sebagai
  • Tempat merambah perbekalan.
  • Tempat mengurus masalah perkapalan.
  • Tempat mengumpulkan komoditas dagang yang akan dikirim ke luar.Tempat menyimpan barang yang akan diantar ke daerah lain.
Adanya perpecahan di dalam kerajaan telah melahirkan kemunduran politik dan perdagangan terlebih lagi, munculnya Kerajaan Malaka yang letaknya lebih strategis. 

Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh merupakan kelanjutan dari Kerajaan Samudera Pasal yang didirikan oleh Sultan Ibrahim. Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang berhasil menaklukkan daerah-daerah di sekitar Aceh sekaligus mengislamkan daerah tersebut dalam usahanya untuk memperluas wilayah kekuasaan Sultan Iskandar Muda bekerja sama dengan Sultan Turki untuk memperkuat pasukannya. Kerajaan Aceh mengembangkan diri dan dapat mempersatukan beberapa daerah di Aceh, yaitu Daya, Pedir, Lingga, Perlak, Tamiang, Samudera Pasai, dan Lamuni, di bawah kekuasaan Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Beberapa faktor yang mendorong berkembangnya Kerajaan Aceh adalah,
  • Letaknya strategis di jalur perdagangan.
  • Pelabuhari Olele memliki syarat yang baik sebagal pelabuhan.
  • Pedalaman Aceh menghasilkan lada yang melimpah.Aceh makin ramai dan berperan penting setelah Malaka dikuasai Portugis.
Sultan Ali Mughayat Syah adalah raja pertama Kerajaan Aceh. Setelah Sultan Ali Mughayat Syah wafat, pemerintahan beralih kepada putranya yang bergelar Sultan Salaluddin. Selama menduduki tahta, Ia tidak mempedulikan pemerintahan kerajaannya. Keadaan kerajaan mulai goyah dan mengalami kemerosotan yang tajam. Kerajaan Aceh mengalami kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Corak pemerintahannya terdiri atas,
  • Pemerintahan sipil oleh golongan bangsawan (teuku).
  • Pemerintahan agama oleh golongan ulama (tengku).
  • Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Iskandar Muda untuk memperkuat kerajaan Aceh.
  • Memperluas daerah kekuasaan ke Semeranjung Malaka dengan dikuasainya kerajaan Kedah, Perak, Johor, dan Pahang. Daerah pantai barat dan timur Sumatera dikuasainya sampai ke Pariaman yang merupakan jalur masuk Islam ke Minaangkabau.
  • Untuk memperlemah kekuasaan Portugis, Iskandar Muda membuka kerja sama dengan Belanda dan lnggris dengan mengizinkan kongsi dagang mereka, yaitu VOC dan EIC untuk membuka kantor cabangnya di Aceh.
  • Menyerang Portugis di Malaka dan sempat mengalahkan Portugis di Pulau Bintan pada tahun 1614.Mendirikan
  • Masjid Baiturrahman di pusat ibukota kerajaan Aceh.
Pengganti Sultan Iskandar Muda adalah Sultan Iskandar Thani. Pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh mengalami kemunduran disebabkan oleh,
  • Timbulnya pertikaian antara bangsawan dan ulama.
  • Banyak daerah yang melepaskan diri dan Kerajaan Aceh.
  • Pada tahun (1641) muncul kekuatan Belanda di Selat Malaka.

Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Patah. Letak Kerajaan Demak berada di tepi pantai utara Jawa. Peranan Kerajaan Demak dalam pensebaran agama Islam adalah,
  • Menjadi pusat persebaran agama Islam di Jawa yang dilakukan oleh para wali.
  • Mengadakan perluasan wilayah di daerah-daerah sekitar pesisir pantai utara Jawa yang kemudian diislamkan melalui pendekatan politik, sosial, dan budaya.
Beberapa raja Demak antara lain,
  • Raden Patah (1475-1518): Pada waktu Ia memerintah, dilakukan pengembangan wilayah ke pesisir utara Jawa Barat dengan tujuan mencari wilayah strategis. Tujuan politisnya adalah untuk mematahkan hubungan Kerajaan Pajajaran dengan Portugis di Malaka. Tujuan ekonomisnya adalah menguasal Pelabuhan Cirebon, Sunda Kelapa, dan Banten yang yang sangat potensial untuk mengekspor lada.
  • Pati Unus (1518-1521): Masa kekuasaan Pati Unus hanya sekitar tiga tahun. Pada tahun 1511, Malaka direbut oleh Portugis sehingga para pedagang Indonesia kehilangan mitra dagang yang vital. Di samping itu, jatuhnya Malaka sangat memukul Demak, tetapi juga memberi keuntungan pada Demak. Para pedagang yang enggan mengakui monopoli pendagangan Portugis di Malaka, menciptakan pos-pos pendagangan baru seperti Banten, Cirebon, Jepara, Gresik, dan masih banyak lagi.
  • Sultan Trenggono (1521-1546): Raja terbesar dan Kesultanan Demak adalah Sultan Trenggono. Adanya Perjanjian Henrique de Leme dengan Pajajaran untuk mendirikan benteng di Sunda Kelapa merupakan ancaman terhadap keberadaan Demak. Oleh karena itu, pada tanggal 22 Juni 1527, Sultan Trenggono mengutus Fatahiliah memimpin pasukan Demak untuk merebut Sunda Kelapa. Sunda Kelapa berhasil dikuasal dan diubah namanya menjadi Jayakarta. Banten juga dapat dikuasai pada tahun 1525. Dalam usaha perluasan wliayah, Sultan Trenggono akhirnya wafat dalam pertempuran merebut Pasuruan tahun 1546. Masa pemerlntahan Sultan Trenggono merupakan puncak persebaran Islam yang dilakukan di seluruh wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Cirebon, Sunda Kelapa, dan Banten. Ajaran agama Islam dapat berkembang pesat di Jawa pada saat Kerajaan Demak berkuasa yang didukung oleh para wali atau sunan. Tindakan-tindakan penting yang pemah dilakukan Sultan Trenggono adalah sebagai berikut.
  • Menegakkan agama Islam.
  • Membendung perluasan daerah yang dilakukan oleh Portugis.
  • Menguasal dan mengislamkan Banten, Cirebon, dan Sunda Kelapa (perluasan ke wilayah Jawa Barat dipimpin oleh Fatahiliah/Faletehan).
  • Berhasil meraklukkan Mataram, Singasari, dan Blambangan.
Selanjutnya pusat pemerintahan Kerajaan,Demak di pindahkan ke Pajang. Alasan pemindahan itu antara lain,
  • Keraton Demak mengalami kehancuran total akibat peran saudara.
  • Mendekati daerah yang subur.
  • Menjauhi musuh-musuh politik yang ada di sekitar Demak.
  • Mendekati daerah pendukungnya.
Beberapa akibat dari runtuhnya Kerajaan Demak adalah,
  • Tidak adanya kerajaan maritim yang mampu menguasai perdagangan nasional dan menghadapi bangsa asing.
  • Pindahnya pusat kekuasaan ke pedalaman yang memunculkan kembali kerajaan agraris di Jawa Tengah.

Kerajaan Banten

Kerajaan Banten merupakan kerajaan Islam yang berada di Jawa Barat yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati. Raja pertama yang memerintah adalah Sultan Hasanudin yang berhasil memperluas pengaruh agama Islam di Banten. Kerajaan Banten mampu berkembang pesat, antara lain karena didukung oleh fakta,
  • Banten mempunyal komoditas ekspor yang penting, misalnya ada, sehingga menjadi daya tarik bagi pedagang asing.
  • Islamisasi di Banten menjadikan Banten sebagai pusat politik Kerajaan Banten.
  • Banten merupakan pelabuhan penting di Selat Sunda.
  • Pelabuhan Banten memenuhi syarat sebagai pelabuhan yang balk.
Persebaran agama Islam dapat berkembang pesat semasa pemerintahan Panembahan Yusuf dan Maulana Muhamad. Panembahan Yusuf memelopori penyebaran agama Islam di Jawa Barat sedangkan Maulana Muhammad memelopori penyebaran Islam di bagian selatan Sumatra. Persebaran agama Islam yang dilakukan Kerajaan Banten menggunakan pendekatan politik dan ekonomi. Untuk pendekatan politik, dilakukan dengan cara memperluas wilayah kekuasaan Banten dan mengislamkan daerah-daerah yang berhasli dikuasainya, sedangkan pendekatan ekonomi dilakukan dengan cara memengaruhi para pedagang yang berdagang di Banten untuk memeluk agama Islam, sebáb Banten merupakan kota pelabuhan yang penting. Di samping Banten, pelabuhan Iainnya adalah Jayakarta. Kerajaan Banten mengalami kemunduran sejalan dengan masuknya VOC melalul Penjanjian Banten, di mana Banten kehilangan peranan sebagai pelabuhan yang bebas.

Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Mataram Islam merupakan kelanjutan dan kekuasaan Demak, yang didirikan oleh Sutawijoyo yang bergelar Panembahan Senopati Ing Alogo Sayidin Panotogomo (kepala tentara dan pengatur agama). Panembahan Senopati bercita-cita menjadikan Mataram sebagai pusat budaya Jawa dan agama Islam. Untuk mewujudkan cita-citanya tersebut, cara yang digunakan dengan melakukan ekspansi wilayah kekuasaan di seluruh Pulau Jawa, kecuali daerah Banten, Blambangan, dan Batavia yang belum dapat dikuasai. Pusat Kerajaan Mataram terletak di Yogyakarta. Sultan Agung membagi sistem pemerintahan Kerajaan Mataram seperti berikut.
  • Kutanegara, daerah pusat keraton. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh Patih Lebet (Patih Dalam) yang dibantu Wedana Lebet (Wedana Dalam).
  • Negara Agung, daerah sekitar Kutanegara. Pelaksanaan pemerintahan dipegang Patih Jawi (Patih Luar) yang dibantu Wedana Jawi (Wedana Luar).
  • Mancanegara, daerah di luar Negara Agung. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para Bupati.
  • Pesisir, daerah pesisir. Pelaksanaan pemerintahan dipegang oleh para bupati atau syahbandar.
Raja-raja Mataram Islam antara lain,
  • Panembahan Senopati (1586-1601).
  • Mas Jolang (1601-1613): Dalam usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di pantai untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi Mataram, Mas Jolang gugur dalam pertempuran di Krapyak sehingga dikenal dengan sebutan Panembahan Soda Krapyak.
  • Sultan Agung Hanyokrokusumo (1613-1645): Raja terbesar di Mataram Islam adalah Sultan Agung. Kerajaan Mataram mengalami masa kejayaannya pada masa pemerinntahan Sultan Agung. Hal itu dapat dilihat dari kemajuan sector pertanian. Keagamaan dapat berkembang pesat serta dapat mengatur pemerintahan dengan balk. Sultan Agung juga memelopori pembuatan kalender Jawa yang merupakan penggabungan antara kalender Saka dengan kalender Hijriah. Sepeninggal Sultan Agung, Mataram Islam mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh perang saudara dan beberapa pemberontakan seperti: Pemberontakan Trunojoyo (1674-1679); Pemberontakan Untung Suropati (1681-1706); Perang perebutan mahkota 1 (1704-1708); Perang perebutan mahkota 2 (1719-1724); Perang perebutan mahkota 3 (1747-1755).
Perang perebutan mahkota in diakhiri dengan Perjanjian Giyanti (1755)dan Perjanjian Salatiga (1757) yang membagi wilayah Mataram menjadi empat bagian. 

Kerajaan Cirebon

Kerajaan Cirebon didirikan oleh Fatahiliah atau Sunan Gunung Jati. Pada masa pemerintahan Fatahiliah, Cirebon dapat berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dan perluasan wilayah yang berhasil dilakukan oleh Fatahiliah, persebaran agama Islam berkembang pesatdan Cirebon mampu menjadi pusat perdagangan dan menjalin hubungan perdagangan dengan Cina. Wafatnya Fatahiliah diganti oleh Panembahan Ratu. Cirebon berhasil dikuasal VOC dan Iayahnya dibagi menjadi tiga yaltu Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan yaitu pada tahun 1681.

Kerajaan Gowa Talio atau Kerajaan Makassar

Kerajaan Gowa Tallo terletak di wilayah Makassar yang didirikan oleh Sultan Alaudin dan Sultan Abduliah, yang berhasil menyebarkan pengaruh kekuasaan Kerajaan Gowa TaIlo dan menyebarkan agama Islam di daerah Bima, Sumbawa, Manado, Gorontalo, dan Tomini. Kerajaaan Gowa Tallo mengalami masa kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin yang berhasil memperkuat kekuasaan Gowa Talio. Makassar berkembang pesa tdan menjadi pusat perdagangan di Indonesia Timur. Hal inl disebabkan,
  • Makassar memiliki syarat yang balk untuk pelabuhan.
  • Letaknya strategis untuk perdagangan.
  • Perpindahan jalur perdagangan setelah Malaka dikuasai Portugis.
  • Melemahnya perdagangan di pantai utara Jawa akibat politik Sultan Agung yang bersifat agraris.
Akan tetapi, kedatangan VOC di Makassar menyebabkan Kerajaan Gowa Tallo berhasil dikuasai oleh Belanda. Kemunduran Makassar diawali dengan perang Makassar yang diakhiri dengan kekalahan di pihak Makassar, kemudian dilakukan Perjanjian Bongaya.

Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore berada di Maluku yang berhasil menyebarkan pengaruh agama Islam melalul pendekatan politik dengan perluasan wilayah dan pendekatan ekonomi melalui hubungan perdagangan. Raja yang memerintah adalah Sultan Zainal Abidin. Kegiatan penyebaran agama Islam oleh Ternate dan Tidore ditunjang oleh kedudukannya sebagai penghasil dan pusat perdagangan rempah-rempah. Banyak pedagang muslim yang tertarik untuk menjalin hubungan perdagangan sekaligus mengenalkan ajaran agama Islam. Ramainya perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong munculnya persekutuan dagang, yaitu,
  • Uli lima (persekutuan dagang lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate.
  • Uli siwa (persekutuan dagang sembilan) yang dipimpin Kerajaan Tidore.

Kerajaan Banjar

Kerajaan Banjar didirikan oleh Raden Samudra. Setelah masuk Islam, ia dinobatkan menjadi Sultan Banjar dengan gelar Sultan Suryanulah. Kerajaan Banjar memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Kalimantan Selatan, sebab dipengaruhi oleh Ietaknya di dekat sungai, sehingga banyak para pedagang dan luar Kalimantan yang berdagang rempah-rempah yang menyebabkan persebaran agama Islam lebih lancar. 

Runtuhnya Kerajaan Islam di Indonesia

Masuknya ajaran Islam ketanah Indonesia membawa perubahan yang signifikan bagi kehidupan politik, sosial, ekonomi, maupun cara pandang terhadap agama. Ajaran Islam yang mengajarkan suatu persamaan antara derajat manusia menarik perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia. Berawal dari pelajaran ke masyarakat bawah dengan cara pendidikan, perkawinan, maupun aktivitas sosial ajaran Islam mulai masuk ke dalam bagian masyarakat Indonesia. Lambat laun agama yang pertama masuk yaitu Hindu maupun Buddha mulai tergeser. Pergeseran cara pandang masyarakat Indonesia kepada ajaran Islam tidak hanya mengubah masyarakat melainkan juga membawa pengaruh terhadap kerajaan-kerajaan di Indonesia. Banyak kerajaan yang berhaluan Hindu-Buddha berubah menjadi kerajaan Islam. Kerajaan Islam yang memiliki aturan yang bagus dan juga tata ajaran yang jelas membawa dampak kemajuan yang pesat. Di samping itu, ajaran Islam juga mengajarkan bagaimana cara beraktivitas ekonomi secara baik sehingga membuat kerajaan-kerajaan Islam dapat mengembangkan perdagangannya.
Perdagangan yang semakin maju dengan hasil bumi yang cukup melimpah berupa rempah-rempah menyebabkan kerajaan Islam terus tumbuh menjadi suatu negara yang besar. Melihat ramainya perdagangan di Indonesia yang dipelopori oleh kerajaan, menarik perhatian Negara-negara asing untuk datang ke Indonesia dengan tujuan menguasai perdagangan tersebut. Faktor lain kedatangan bangsa Eropa adalah karena pusat perdagangan di Eropa yaitu Konstantinopel ditutup oleh Turki sehingga mau tidak mau negara-negara Eropa berlayar untuk mencari sumber rempah-rempah. Dengan demikian, bangsa Eropa terus berdatangan ke tanah Indonesia. Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia memang bertujuan untuk menguasainya. Mereka dating dengan persenjataan yang modern dan canggih, sehingga mereka dengan mudah mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Oleh karena itu, datangnya bangsa asing ke Indonesia adalah penyebab runtuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Penyebab Iainnya adalah adanya perang saudara di dalam intern kerajaan yang memaksa untuk selalu berganti kepemimpinan.
Dengan sering terjadinya pergantian kepemimpinan maka kerajaan Islam tidak lagi memiliki kekuatan sehingga lambat laun mereka mengalami keruntuhan dan kehancuran. Demikianlah kehancuran kerajaan Islam di Indonesia yang menjadi awal imperialisme bangsa asing ke Indonesia dan juga menjadi awal kesengsaraan masyarakat Indonesia.

Saluran-saluran Penyebaran Islam di Indonesia

Proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia pada umumnya berjalan dengan damai, karena itu mendapat sambutan baik dari masyarakat baik kalangan Raja, Bangsawan, maupun Rakyat biasa, hal itu didukung faktor-faktor berikut
  • Syarat memeluk Islam sangat mudah : cukup dengan mengucapkan kalimat Syahadat,
  • Tata cara peribbadatan Islam sederhana,
  • Islam tidak mengenal pelapisan sosial seperti pada Agama Hindu. 
Penyebaran Islam yang berlangsung damai itu dapat terlihat pada cara-cara penyebarannya, yaitu antaralain; 
1. Saluran Perdagangan 
    Perdagangan merupakan metode penyebaran Islam yang paling kentara, bahkan dapat dikatakan sebagai saluran pertama dan utama penyebaran wal Islam. Menurut Thome Pires,
sekitar Abad ke-7 sampai Abad ke-16 lalu lintas perdagangan yang melalui Indonesia sangat ramai. Dalam hal ini pedagang Nusantara dan pedagang Asing (Islam) dari Gujarat dan Timur Tengah (Arab dan Persia)  bertemu salaing bertukar pengaruh.
   Sebagian dari para pedagang ini tinggal di dekat pantai, yang disebut Pekojan. Lama-lama jumlah mereka semakin banyak, demikinan juga pengaruh Islam di tempat tinggal nya ?
2. Saluran Perkawinan
   Saluran penyebaran Islam selanjutnya adalah melalui Perkawinan.  Pedagang-pedagang itu dan dan keluarganya dengan orang peribumi, Putra-putri para bangsawan (Adipati), dan bahkann dengan anggota keluarga kerajaan. Hal ini berdampak Positif terhadap perkembangan Islam: (keluarga) pedagang atau Ulama itu mensyaratkan perempuan idamannya untuk mengucapkan kalimat Syahadat terlebih dahulu.
3. Saluran Pendidikan
    Perkembangan Islam yang sangat luas mendorong munculnya para Ulama dan Mubalig. Para Ulama dan Mubalig menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren di berbagai daerah.
4. Saluran Ajaran Tasawuf
    Tasawuf adalah ajaraan ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik atau hal-hal yang bersifat magis. Ahli-ahli Tasawuf biasanya memiliki kekuatan magis dan keahlian dalam bidang pengobatan.
Kata "tasawuf" sendiri biasanya berasal di kata  "sufi" yang berarti Kain Wol yang terbuat dari bulu Domba. Ajaran Tasawuf ini masuk ke indonesia sekitar Abad ke-13, tetapi baru berkembang Pesat sekitar Abad ke-17.
5. Saluran Dakwah
    Penyebaran Islam tidak dapat di lepaskan dari peranan para Wali. Ada Sembilan wali yang menyebarkan Islam dengan cara berdakwah, yang di sebut juga Walisongo. mereka di kenal telah memiliki Ilmu serta penghayatan yang tinggi terhadap Agama Islam. berikut WaliSongo;
  1. Maulana Malik Ibrahim
  2.  Sunan Gunung Jati
  3. Sunan Ampel
  4. Sunan Giri
  5. Sunan Bonang
  6. Sunan Kudus
  7. Sunan Kalijaga
  8. Sunan Muri
  9. Sunan Drajad 
6. Saluran Kesenian
    Agama Islam juga di sebarkan melalui Kesenian. Beberapa bentuknya telah di sebutkan, seperti wayang (oleh Sunan Kalijaga), Gamelan (oleh sunan Drajad) serta Ganding (lagu-lagu) yang berisi Syair-sayair nasehat dan Dasar - dasar Islam. Kesenian yang telah berkembang sebelumnya tidak musnah, tetapi diperkaya oleh seni Islam Lagu-Lagu (disebut Akulturasi). Seni Sastra juga berkembang pesat: Banyak buku tentang Tasawuf, Hikayat dan babat disadur kedalam bahasa Melayu. 
 













Tidak ada komentar:

Posting Komentar